Friday, April 08, 2005

Phillips COBRA in 3D CT

Phillips memperkenalkan metoda baru dalam Rekonstruksi CT: COBRA (Cone Beam Reconstruction Algorithm)
merupakan terobosan baru yang memungkin semakin akuratnya pemeriksaan untuk aplikasi penting , seperti cardiac , endoskopis dan onkologi.

Algoritma yang dikembangkan berdasarkan atas prinsip cone beam reconstruction (seperti halnya scanner yg lain) namun memungkinkan rekonstruksi yang lebih baik dan tidak terikat dengan jumlah kanal DAS (Data Acquisition System). Dengan bahasa singkat, algortima ini bisa dipakai untuk berapa pun banyaknya slice yg ingindigunakan dan gambar yang dihasilan bebas dari artifact.

Analisa Algoritma Rekonstruksi Konvensional

Metoda Rekonstruksi konvensional memiliki beberapa keterbatasan dalam menghasilkan artifact-free image. Dalam multislice scanner CT, proses akuisis data dilakukan secara cone beam. Lihat gambar (1a). Dalam metode konvensional, rekonstruksi dilakukan dengan mengaproksimasi 3D cone ini melalui 2D Multi fan beam satu untuk tiap row detector yang digunakan (lihat gambar 1.b). Back projection dari 2D Multi fan beam ini lah yang kemudian akan digunakan untuk merekonstruksi keseluruhan citra.

Kelemahan pendekatan Multi fan Beam adalah banyaknya asumsi2 dan pendekatan estimasi yang dilakukan selama melakukan rekonstruksi. Untuk Scanner 4 slice, artifact pada citra yg dihasilkan oleh metoda ini dapat diabaikan, walaupun masih tetap terlihat dalam image. Akan tetapi untuk Scanner advance 6,16,64 Slices , artifact yang dihasilkan akan sangat mencolok sekali, terutama untuk aproksimasi pada row detector yang terjauh dari pusat beam. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya rekonstruksi dilakukan dengan asumsi geomtri yang salah.



Phillips COBRA
COBRA adalah algoritma yang memungkinkanrekonstruksi dengan pendekatan menurut geometri yang sesuai cone beam saat akuisisi data (gambar 1.d). Rekonstruksi dilakukan tidak lagi melalui 2D backprojection, akan tetapi langsung mangadopsi keseluruhan backprojection data 3D , sehingga tidak lagi dilakukan pendekatan estimasi rekonstruksi dan gambar yang dihasilkan bebas dari artifacts. .

Rekonstruksi 3D ini tentu saja membutuhkan komputasi yang lebih gila-gilaan dari metoda konvensional biasa. Untuk mengimplementasikan metoda ini dibuat nphi ASIC chip khusus dikembangkan bekerjasama dengan Univ. Linkopin. Buat perbandingan kemampuan komputasi chip ini mempunyai kemampuan setara 16.000 PC, dan dirangkai dengan lebih dari 100 juta tranmsistor.



SOURCE : Phillips Medical Journal

Remarks: Untuk Siemens metode yang hampir serupa dikenal dengan nama AMPR , di patentkan oleh Mr. Herbert Bruder -- my supervisor. :)

No comments: